MADINAH - Mengulas sejarah Masjid Bir Ali di Madinah, Arab Saudi. Masjid Bir Ali dulunya bernama Dzulhulaifa.
Masjid Bir Ali akan "diserbu" jamaah haji Indonesia dari Madinah sebelum perjalanan ke Makkah untuk melakukan umrah wajib, yang bagian dari rangkaian haji tamattu.
Jamaah haji dari Madinah singgah ke Bir Ali untuk mengambil miqat.
Miqat merupakan batas atau tempat dimulainya para jamaah yang berasal umrah atau haji untuk berihram sekaligus memulai niat.
Khusus bagi jamaah yang datang dari Madinah mengambil miqat di Bir Ali.
Letaknya sekitar 11 kilometer dari Masjid Nabawi dan 9 kilometer dari sisi luar kota Madinah.
Masjid Bir Ali seakan menjadi favorit para jamaah. Dengan memiliki menara setinggi 64 meter yang tampak menjulang gagah dari balik rindangnya pepohonan di bawah sebuah lembah.
Di zaman Rasulullah lembah tersebut dikenal dengan nama Lembah Aqiq. Lembah yang terletak di perbatasan tanah haram ini merupakan lokasi berdirinya Masjid Bir Ali.
Sejarah nama Bir Ali diberikan saat Ali bin Abi Thalib menggali sumur dengan jumlah yang sangat banyak di masjid ini.
Oleh karenanya tempat ini diberi nama Bir Ali. Bir artinya adalah sumur dengan bentuk jamak, sedangkan Ali adalah tokoh yang telah menggali sumur tersebut paling banyak.
Namun, untuk saat ini, sumur-sumur itu tertutup oleh bangunan-bangunan di sekitar masjid dan bangunan masjid Bir Ali.
Di dalam masjid Bir Ali inilah para jamaah melakukan salat sunah dua rakaat untuk selanjutnya memulai ihram haji atau ihram umrah.
Niat dalam hati dan melafalkan dengan lisan saat akan berangkat menuju Makkah.
Niat ini boleh diucapkan sendiri-sendiri setelah sholat sunah Ihram dan bisa juga bersama-sama jamaah yang lain di bawah bimbingan Muzawir (guide) saat bus bergerak menuju Makkah.
Follow Berita Okezone di Google News