JAKARTA – Indonesia merupakan negara yang mengirimkan jamaah haji terbesar di dunia. Lebih dari 200 ribu umat Islam di Indonesia menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci setiap tahunnya.
Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin berharap sekembalinya dari Tanah Suci, jamaah menjadi haji mabrur. Kemabruran tersebut dapat mewujud pada peningkatan kualitas bangsa. Hal ini dikemukakan Menag saat membuka Rakernas Evaluasi Haji 1440H/2019M, di Jakarta, Selasa, 8 Oktober 2019.
"Jadi jamaah haji kita yang jumlahnya terbanyak setiap tahunnya itu, diharapkan memiliki dampak sosial yang positif juga sepulangnya ke Tanah Air," kata Menag, melansir kemenag.go.id.
Untuk itu, ia mencanangkan 2020 menjadi tahun peningkatan kualitas manasik haji. Karena itu, jamaaah perlu memiliki pengetahuan lengkap tentang pelaksanaan haji.
Menag menjelaskan, pengetahuan haji tidak hanya kaifiyah manasik, tapi juga soal filosofi haji. Menurutnya, ada makna lebih mendalam mengenai manasik haji seperti tawaf, sai dan wukuf haji.
“Sehingga setiap jamaah haji setelah berhaji wawasannya bertambah. Kemabruran harus mewujud meningkatkan kualitas manasik haji sehingga ke depannya juga berkorelasi positif untuk kualitas bangsa keseluruhan,” ujar Menag.
"Kita ingin ada peningkatan setelah hal-hal yang bersifat fisik, maka kita harus menambah kualitas penyelenggaraan ini dengan kepuasan non fisik," ucap Lukman.
Senada dengan Menag, Direktur Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nizar Ali menyampaikan ini saatnya dilakukan peningkatan layanan haji dalam hal bimbingan ibadah.
"Setelah mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam layanan akomodasi, transportasi, konsumsi bahkan kesehatan, tiba gilirannya prioritas peningkatan dialihkan pada layanan yang tidak kalah penting dan justru menjadi jantung dari ibadah haji itu sendiri, yakni layanan bimbingan ibadah," kata Nizar.
Follow Berita Okezone di Google News