MAKASSAR - Terlahir sebagai seorang Kristiani tidak menjadi hambatan apalagi menghentikan langkah dan komunikasi sosial Dede dalam menebarkan kebaikan kepada sesama, di mana saja tanpa memandang latar belakang agama dan keyakinan yang dipeluknya.
Itulah yang dilakukan Rumthe Yulda Dedy yang akrap disapa Dede, seorang ASN Kantor Wilayah Kemenag Papua Barat tatkala diberi amanah menjadi petugas peliputan dan membantu pemberangkatan jamaah haji 1440H/2019 M di Asrama Haji Sudiang, Makassar.
Musim haji 1440H/2019M menjadi sejarah penting dalam perjalanan hidup dan karir Dede. Lewat promosi jabatan yang diberikan pimpinan pada Kanwil Kemenag Papua Barat untuk menduduki jabatan Kasubbag Inmas, ia pun mendapat tugas meliput dan membantu seluruh proses rangkaian hingga pemberangkatan jamaah haji.
Dede hanya punya satu niat, berikan dan kerjakan semampumu apa yang bisa dikerjakan dan yang lainnya biarkan Tuhan yang menyelesaikan.
“Awalnya saya sama sekali tidak tahu apa dan bagaimana proses, tahapan, persiapan hingga istilah haji/hajjah bagi seoarang muslim. Saya pun rajin bertanya kepada Kepala Seksi PHU Kanwil Kemenag Papua Barat, dan beberapa teman lain yang sudah bertahun-tahun melakukan tugas ini,” ucap Dede mengawali kisahnya, dikutip dari laman kemenag.go.id.
“Semua itu berawal dari meliput kegiatan Manasik Haji di Kabupaten Manokwari dan berlanjut di Embarkasi Makassar,” katanya di penghujung Juli 2019.
Seperti apa pengalaman Dede sebagai seorang Nasrani dalam membantu proses pemberangkatan jamaah haji asal Provinsi Papua Barat di Asrama Haji Sudiang Makassar? Yang pasti dia mengaku sangat senang. Terlahir sebagai seorang Kristiani sama sekali tidak menjadi penghalang baginya dalam menjalankan tugas.
“Saya sangat bersyukur diberi kesempatan oleh Tuhan melalui pimpinan di Kanwil Kemenag Papua Barat untuk mengikuti sekaligus meliput setiap tahapan kegiatan pemberangkatan jamaah haji asal Papua Barat. Mulai dari pelepasan oleh Wakil Gubernur Papua Barat, penyerahan tiap kloter kepada pihak embarkasi, proses pemantapan sebelum berangkat hingga rekam biometrik,” kenang Dede bangga.
Pemeriksaan kesehatan terakhir sampai dengan pelepasan untuk pemberangkatan ke Jeddah semuanya ia ikuti. Dede menyadari berada di tengah muslimah yang berjilbab. Kondisi ini tidak membuatnya risih. Dede merasa para jamaah haji menerima kehadirannya. Malah ia tidak mendapati satupun pertanyaan dari para jamaah mengapa ia tidak mengenakan jilbab saat itu.