Share

Muzdalifah, Persiapan Para Pasukan Berperang

Ahmad Dani, Jurnalis · Rabu 17 November 2010 14:03 WIB
https: img.okezone.com content 2010 11 17 398 394129 IIIUAh0mJv.jpg Ribuan jamaah haji berkumpul untuk melaksanakan lempar jumrah (Foto: Media Centre Haji)

MAKKAH - Mabit di Muzdalifah merupakan salah satu ritual haji yang wajib dilakukan para jamaah. Menginap separuh malam, sebelum para tamu-tamu Allah menuju Mina untuk melakukan lempar jumrah.

Di lapangan terbuka itu, jutaan jamah haji dari seluruh penjuru dunia tumpah. Ada yang bermunajat, ada pula yang membaringkan diri dengan alas seadanya.

Follow Berita Okezone di Google News

Seperti yang dilakukan Maryamah, seorang jamaah asal kloter 42 Jakarta Saudi (JKS). Bersama teman-teman serombongan, dia sedang sibuk mengorek-ngorek tanah untuk mencari batu kerikil untuk melontar jumroh. Ibu berusia 65 tahun ini sibuk sekali mencari โ€œamunisiโ€ meski harus berkotor-kotor ria.

"Iya ini persiapan buat melontar jumroh di Mina," cerita Maryamah dengan semangat.

Memang salah satu ritual para jamaah adalah mengumpulkan batu di Muzdalifah untuk melontar jumroh Aqobah setelah mabit setengah hari di tempat istirahat sebelum melakukan "perang" itu. Maryamah berkeyakinan lontar dengan kerikil adalah ritual untuk berperang.

"Kita kan mau {nimpukin} setan. Kayak orang mau perang," ujarnya polos.

Tak hanya berperang, para jamaah yang sedang mabit di Muzdalifah itu layaknya sebuah miniatur dari padang masyhar di hari pembalasan. Para jamaah berkumpul di tanah lapang, berpakaian serba putih, seperti kain kafan. Bedanya, di padang Masyhar katanya matahari cukup terik, berjarak sejengkal dengan tangan.

Kembali ke Muzdalifah, usai memungut batu kerikil Maryamah dan kawan-kawan memasukkan kerikil tersebut ke kantong plastik berwarna merah, dan langsung bersiap untuk beristirahat.

Ketika jarum jam sudah bergeser dan menunjukkan pukul 12.00 malam, para jamaah siap naik kendaraan untuk "perang akbar" tersebut. Sambil mengucapkan takbir dan bacaan talbiyah, satu persatu "tunggangan" para jamaah meluncur ke Mina guna persiapan melontar jumroh Aqobah.

Bahkan, ada juga jamaah haji asal Indonesia yang berjalan kaki sejauh dua kilometer untuk menuju kamp-kamp penginapan di Mina Jadid yang lokasinya berbatasan dengan Muzdalifah.

Mendekati subuh, sejumlah jamaah sudah mempersiapkan diri menuju lokasi peperangan di wilayah Jamarot. Setelah selesai salat, pasukan pun bergerak menuju Jamarot, "Bismillahi Allahu Akbar..." itulah kata-kata yang dilontarkan para pasukan ketika memerangi setan yang disimbolkan dengan tembok Jamarat.

Usai melontar, perasaan jamaah pun cukup gembira. Pelampiasan simbol berperang dengan setan yang selalu menggoda manusia, sudah dilakukan. "Tinggal dua hari lagi kita timpukin setan," ujar Suhardi yang menggunakan kerikil besar untuk melontar jumroh. "Batu saya besar-besar biar setannya berasa," seloroh Subardi sambil tertawa lepas.

Mudah-mudahan simbol permusuhan dengan setan, tak hanya sekadar simbol terutama ketika kembali ke Tanah Air.

(kem)

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini